Rabu, 30 November 2011

PRN HKBP PANSURAN NAULI PEMATANG SIANTAR

Apa itu bos?
Ooo, PRN itu singkatan dari Perkumpulan Remaja dan Naposobulung, maka PRN HKBP Pansuran Nauli berarti sebuah wadah tempat berkumpulnya remaja putra dan putri jemaat-jemat dari Gereja HKBP Pansuran Nauli. Gereja ini terletak di kota Pematang Siantar (kampung halamanku woii) yang jarak dari rumahku (rumah orang tuaku kok..) kegereja tersebut sekitar 500 m. Setiap remaja yang orang tuanya terdaftar menjadi jemaat di gereja tersebut boleh ikut masuk kedalam perkumpulan tadi. Tidak ada syarat yang spesifik (bukan melamar kerja kan? he..he..he), yang penting masih remaja (belum menikah) dan punya keinginan untuk berkumpul dalam memuliakan Tuhan.

Hmm, kok mau cerita tentang perkumpulan ini sekarang?
Yang menjadi latar belakang aku pingin cerita tentang perkumpulan ini adalah karena sebentar lagi natal akan tiba.

Lho, apa hubungannya?
Jangan protes dulu... Mendengar natal akan tiba, langsung membawaku kembali ke memori disaat bergabung dengan PRN Pansuran Nauli itu. Banyak dari natal-natal dengan kesan mendalam kujalani di perkumpulan ini. Disaat  aku mulai duduk di kelas 1 SMU di saat itu jugalah aku mulai masuk perkumpulan ini. Berikutnya, aku hampir mengikuti setiap perayaan natal yang dibuat oleh perkumpulan remaja ini. Sebab itulah aku tergelitik menulis tentang PRN HKBP Pansuran Nauli tersebut.

Ooo, mau nulis apa rupanya?
Aku mau menulis tentang apa-apa saja yang menjadikan natal bersama PRN Pansuran Nauli itu selalu terkenang dalam ingatan.
Simak ya...

Sulitnya mencari pemimpin
Saat memulai natal biasanya kita akan memilih ketua panitia natal terlebih dahulu. Proses pemilihan ini biasanya nggak gampang. Hampir tidak pernah kutemukan ada kandidat yang benar-benar mengajukan diri secara sukarela. Yang sering terjadi kandidat itu dipilih oleh anggota yang lain. Walaupun sudah diajukan oleh anggota yang lain tidak lantas membuat kandidat tadi langsung mau untuk dipilih. Ada saja satu atau dua orang yang melakukan penolakan. Mencari seorang pemimpin nampaknya masalah yang selalu berulang. Agak mengkhawatirkan memang ketika nanti kita tidak lagi menemukan orang-orang yang mau menerima tanggung jawab lebih besar. Perasaan malu, tidak mampu, nggak pantas, terlalu sibuk biasanya dijadikan alasan penolakan. Kaderisasi dari pemimpin lama perlu ditingkatkan kalau kita memang ingin hal tadi tidak terus berlanjut.
Berbeda dengan pemilihan ketua panitia, untuk pemilihan seksi kerja tidak terlalu banyak penolakan. Biasanya yang ditunjuk akan setuju saja.

Butuh waktu untuk menemukan konsep
Pekerjaan pertama panitia natal adalah menemukan bentuk perayaan natal seperti apa yang akan dilakukan. Ini biasanya tidak sebentar. Akan ada perdebatan-perdebatan yang mengiringi penemuan bentuk perayaan natal tadi. Ada kalanya yang terjadi konsep natal yag telah disusun oleh panitia tidak diterima oleh pengurus gereja yang membidangi kepemudaan. Pengurus gereja agak kurang "sreg" jika mengetahui konsep yang ditawarkan remaja/naposo cenderung eksploratif/tidak biasa/terlalu baru. Gereja HKBP termasuk gereja yang "orthodoks", dan pengurusnya (yang tua-tua) biasanya akan sulit menerima konsep-konsep baru.
Namun kejadian penolakan konsep baru dari naposo/remaja ini tidak terjadi lagi di masa sekarang. Naposo/Remaja di masa sekarang lebih memiliki kebebasan untuk menentukan bentuk/konsep perayaan natal apa yang akan dibawa. Perayaan natal mulai mengalami perubahan warna. Tidak lagi sekedar liturgi tradisional (berdiri dan membaca ayat alkitab), tapi sudah lebih variatif (liturgi dalam bentuk puisi, lagu, tari atau visualisasi drama).
Proses penemuan konsep inilah yang menjadikan setiap momen menjadi bermakna. Pertentangan pendapat membuat suasana menjadi lebih hidup (suasana tenang dan aman-aman saja biasanya gampang terlupa). Orang-orang dipancing untuk mengeluarkan ide-ide kreatifnya. Jadi kangen dengan suasana perdebatan tadi...

Perjuangan dalam mencari dana
Sebuah perayaan pasti memerlukan dana dan begitu juga dengan perayaan natal. Setiap seksi pasti akan diminta taksasi dana yang mereka butuhkan. Setelah direkapitulasi barulah ketahuan berapa total dana yang akan dibutuhkan. Biasanya proporsi penggunaan dana terbesar di pegang oleh seksi komsumsi.
Nah, setelah total dana diketahui barulah kemudian dicari cara menggali sumber-sumber dana. Mulailah setiap orang berpikir bagaimana, dimana, atau apa yang saja bisa dilakukan untuk mendapatkan dana. Metode yang digunakan dalam mencari dana biasanya tidak terlalu berbeda dari tahun ketahun. Misalnya, mencari dana dengan cara menjual kalender edisi tahun berikutnya. Ada juga yang menjual pernak pernik natal, atau mengumpulkan sumbangan sukarela dari badan usaha ataupun perorangan.
Beberapa orang akan diutus untuk menjalankan aksi pengumpulan dana natal tersebut. Perlu keahlian berkomunikasi agar dana yang diharapkan berhasil didapatkan. Orang yang dimintai dana biasanya akan meminta penjelasan terlebih dahulu. Misalnya, kenapa harga kalendernya mahal sekali? (biasanya harga kalender dinaikkan 2 kali lipat atau lebih, biar cepat untung hehehe). Disinilah nanti petugas-petugas pencari dana melatih kemampuan untuk menjual (sekalian modal awal untuk karir dibidang marketing hehehe). Penolakan seringkali juga diterima oleh petugas pengumpul dana. Rasa capek, malas dan putus asa menjadi tantangan bagi mereka. Itu semua baru akan terlupa setelah semua dana berhasil terkumpul. Rasa puas dan bangga menjadikan momen-momen dalam mengumpulkan dana ini menjadi sebuah kenangan khusus.

MARTINA-(berpacaran di masa-masa natal)
Marhallet tikki Natal (coba cek ejaannya ya...hehehe) atau disingkat Martina adalah sebutan khusus untuk kejadian adanya orang-orang yang berpacaran dimasa natal. Pertemuan dan komunikasi yang reguler dapat dipastikan menjadi penyebab munculnya kejadian ini. Peserta natal yang semuanya masih remaja pasti punya rasa penasaran terhadap lawan jenisnya. Dapat kita terka kalau berikutnya akan muncul pasangan muda-mudi yang berpacaran. Suasana semakin unik ketika muncul rasa kikuk diantara yang berpacaran. Rasa cemburu salah satu pasangan juga akan membuatnya tambah "rame". Kejadian berpacaran seperti ini lumrah terjadi. Tapi ini sering juga menjadi ketakutan bagi orang tua untuk mengijinkan anak perempuannya mengikut kegiatan natal ini. Mereka khawatir dengan keselamatan putrinya (hehehe....takut jatuh ketangan kucing garong), walaupun kejadian yang ada tidaklah seperti yang mereka pikirkan. Situasi berpacaran saat natal inilah yang membuat masa-masa natal menjadi indah dan tak terlupakan.

Oooo, pantas saja ya bos... 
Natal memang menjadi momen tak terlupakan.
Betul, perayaan natal penuh dengan momen-momen indah tak terlupakan. Proses dalam mempersiapkan perayaan natal tidaklah mudah, tapi inilah yang membuat semuanya menjadi tersimpan dalam memori (autosave... hehehe). Kebetulan di PRN HKBP Pansuran Nauli ini aku merasakan banyak perayaan natal di masa remaja. Inilah yang membuat perkumpulan ini menjadi istimewa juga untukku. Semoga perkumpulan ini semakin berkembang dan orang-orang yang ada didalamnya tumbuh menjadi pribadi yang lebih baik.
God Bless...

Selasa, 06 September 2011

Pengolahan Karet Crumb Rubber Bagian ke-5

Perlu waktu yang cukup lama antara tulisan tentang Pengolahan Crumb Rubber Bagian ke-4 dengan Bagian ke-5. Berbagai kesibukan membuat lanjutan tulisan ini jadi agak terlambat (Maaf ya…). Dan sekarang inilah tulisanku yang ke-5 tentang Pengolahan Crumb Rubber. Mudah-mudahan tulisan ini memberi manfaat.
Dibagian ke-4, penjelasan saya akhiri pada proses yang ada di Gudang Maturasi dan sekarang saya akan melanjutkan lagi ke proses Pengeringan dan Pengepakan.

Schreding (Peremahan)
Sebelum memasuki proses pengeringan, blangket akan diremahkan dulu dengan mesin Schreder. Tujuan peremahan ini adalah untuk mendapatkan luasan permukaan yang cukup bagi bahan baku untuk kontak dengan udara panas di mesin Dryer. 
Gbr. Mesin Schreder sedang meremahkan blangket
Bentuk remahan juga memungkinkan bahan baku dapat dicetak didalam Box Dryer (sering juga disebut dengan trolley), sehingga memudahkan dalam proses Pengepakan.

Drying (Pengeringan)
Remahan-remahan yang dihasilkan oleh Schreder selanjutnya akan masuk ke bak panjang berisi air bersih (berfungsi sebagian pencuci dan media transport) didepan Schreder. Dari bak tersebut remahan kemudian dipindahkan melalui pipa dengan pompa Hidro Cyclon ke Box Dryer. Ada 2 orang yang bertugas untuk memastikan remahan masuk kedalam Box Dryer dengan baik dan benar (posisinya disebelah kanan dan kiri dari box dryer). 
Gbr. Proses pemindahan remahan dari Bak Schreder ke Box Dryer dengan Hidro Cyclone
Sebuah Box Dryer memiliki kapasitas 120 KgKering. Remahan harus masuk kedalam box dengan cara yang alami dan tidak boleh ada penekanan terhadap remahan. Hal ini untuk menghidari terjadi pemadatan didalam remahan. Remahan yang padat menyulitkan udara panas untuk menyentuh seluruh permukaan remahan. Akibatnya pengeringan menjadi tidak sempurna. Kepadatan remahan didalam box dryrer harus diatur sedemikian rupa sehingga masih dapat terjadi sirkulasi udara panas diantara celah-celah remahan pada saat pengeringan didalam dryer.
Pengeringan bertujuan untuk mendapatkan produk SIR 10 yang bebas dari kadar air. Kadar air yang lebih tinggi akan menurunkan ketahanan produk terhadap pembusukan. Kandungan air memungkinkan produk ditumbuhi oleh jamur. Menghilangkan kandungan air akan meningkatkan keawetan dari produk dan menjadi syarat agar dapat diolah pada proses selanjutnya. Produk SIR 10 sendiri adalah produk yang setengah jadi dan akan diproses lebih lanjut menjadi produk bahan jadi seperti ban mobil, belt conveyor, dock fender dan lain sebagainya.
Gbr. Mesin Dryer

Suhu pengeringan diatur pada suhu 110 - 126 derajat celcius. Total waktu pengeringan yang dilakukan adalah selama kurang lebih 4 jam. Operator dryer bertugas menjaga agar remahan benar-benar kering optimal. Kondisi remahan yang kurang kering biasanya memberikan akibat white spot ataupun virgin rubber pada produk akhir (bandela). Sedangkan bila suhu pengeringan terlalu tinggi atau waktu pengeringan terlalu lama maka hasil yang keluar dari dryer menjadi berlendir dan lengket-lengket. Kondisi karet berlendir dan lengket ini merupakan gambaran awal bahwa parameter mutu PRI (Plasticity Retention Index) gagal didapatkan.
Proses pengeringan di dalam Dryer menggunakan udara panas. Udara panas ini dihasilkan oleh Heat Echanger. Komponen pemanas yang terdapat pada Heat Exchager adalah susunan pipa yang berisi oli panas. Udara yang melewati pipa berisi oli panas inilah kemudian yang berubah menjadi udara panas dan kemudian diteruskan ke dalam dryer untuk mengeringkan remahan karet didalam box dryer. Udara tersebut selanjutnya disirkulasikan lagi ke Heat Exchanger sehingga dengan proses sirkulasi ini didapatkan suhu dryer yang stabil.
Oil panas yang ada didalam pipa merupakan oli panas yang mengalir dan bersirkulasi dari Thermal Oil Heater dan Heat Exchanger. Thermal Oil Heater berfungsi memanaskan oli yang terdapat didalam pipa. Oli panas ini selanjutnya dipompakan ke Heat Exchanger. Dari Heat Exchanger oli panas tersebut kembali lagi untuk dipanaskan di Thermal Oil Heater (TOH) dan begitu seterusnya. Bahan bakar yang digunakan oleh TOH adalah berupa Cangkang Sawit. Kami mengambilnya dari Pabrik Kelapa Sawit yang masih merupakan unit kerja dalam perusahaan kami. 
Gbr. Mesin Thermal Oil Heater (TOH)
Sebelum ada TOH ini, pabrik tempat saya bekerja menggunakan Burner untuk menghasilkan udara panas. Burner ini menggunakan bahan bakar minyak solar. Harga minyak solar untuk industri yang semangkin tinggi membuat perusahaan mengambil langkah mencari alternatif sumber energi baru. Hitachi kemudian menawarkan konsep Thermal Oil Heater yang menggunakan bahan bakar berupa cangkang sawit. Harga cangkang sawit jelas jauh lebih murah bila dibandingkan dengan minyak solar . Investasi awal untuk membangun TOH ini memang cukup besar, tapi keuntungan yang didapatkan dari perbedaan antara harga cangkang dan solar menjadikan TOH ini sangat layak dalam penilaian ekonomis.

Packing (Pengepakan)
Setelah Box yang berisi remahan keluar dari mesin Dryer, maka selanjutnya box dryer akan didinginkan isinya sampai 40 derajat Celcius. Pendinginan ini dibutuhkan untuk menghindari:
  1. Tumbuhnya jamur pada hasil akhir. Hasil akhir akan dibungkus dengan plastik. Suhu yang panas akan berakibat mengembunnya udara yang ada didalam plastik. Embun ini dapat memicu timbulnya penjamuran.
  2. Plastik pembukus produk dapat meleleh sehingga produk akan menjadi lengket satu sama lain.
  3. Nilai Plasticity Retention Index (PRI) akan turun akibat panas yang tertahan dalam kemasan.
Sebelum dibawa keproses packing, Box Dryer terlebih dahulu dikeluarkan isinya (berupa remahan berbentuk bantalan yang telah kering) dan diletakkan ke meja sortasi. Hasil yang keluar dari Dryer akan dipisahkan secara visual antara hasil yang memenuhi spesifikasi dan hasil yang keluar dari spesifikasi/out spek. Hasil yang out spek biasanya adalah hasil yang masih mengandung karet mentah/virgin rubber/white spot (ditandai bintik putih dan bau yang menyengat), atau bisa juga hasil yang terlalu matang (lembek dan lengket). Di meja sortasi dilakukan juga pemeriksan terhadap kontaminasi (mis: serpihan kayu, plastik atau logam).
Gbr. Pekerja sedang memindahkan isi box dryer ke meja sortasi
Pabrik kami biasanya menerima order SIR 10 dalam bentuk kemasan Shrink Wrapped Jumbo Pallet (SW/JP). Jadi dalam tulisan ini saya hanya akan menjelaskan bagaimana jalannya proses packing dalam bentuk Shrink Wrapped Jumbo Pallet (SW JP) tersebut. Jika ada kesempatan saya juga akan menjelaskan bagaimana proses untuk bentuk kemasan yang lain.
Hasil yang telah lewat sortasi selanjutnya ditimbang sebanyak 35 kg dan selanjutnya dilewatkan ke Metal Detector. Metal Detector akan memeriksa kandungan logam pada produk. Kontaminasi logam harus dihindari.
Hasil keluaran dryer selanjutnya akan dicetak menjadi bentuk kotak memanjang dengan berat 35 kg. Pencetakannya dilakukan dengan mesin Press Bale. Remahan-remahan akan di tekan dalam sebuah cetakan hingga didapatkan ukuran 17 cm x 36 cm x 72 cm. Hasil cetakan ini disebut dengan Bandela atau sering juga disebut Bale. Bandela tersebut selanjutnya akan dibelah dalam arah memanjang (tidak sampai terbelah 2) untuk memeriksa apakah bandela bebas dari kondisi bintik putih (Whitespot). Karet mentah dalam bandela biasanya akan menimbulkan bekas bintik putih (White spot). Apabila ditemukan bintik putih (white spot) maka Bandela harus segera disingkirkan (out spek). Setelah bandela diyakini bebas dari white spot maka bandela sudah siap untuk dibungkus dengan pembungkus plasitk.
Gbr. Penimbangan untuk mendapatkan berat 1 bandela (35 kg)
Gbr. Bandela dilewatkan ke Metal Detector untuk memeriksa kandungan logam.
Gbr. Remahan selanjutnya dicetak pada mesin Press Bale
Gbr. Bandela dibelah untuk memeriksa kontaminasi yang ada didalam bandela
Gbr. Bandela dibungkus dengan plastik
Gbr. Bandela disusun ke dalam Forming Box
Bandela yang sudah dibungkus dengan plastik selanjutnya akan disusun ke dalam Forming Box. Mula-mula alas Forming Box dilapisi dengan plastik polietilen yang memiliki ketebalan 0,10 - 0,15 mm, kemudian bandela disusun diatas alas peti. Bandela disusun sebanyak enam lapis dengan 6 buah bandela untuk tiap lapisannya. Artinya akan ada 36 bandela dalam 1 Forming Box. Antara setiap lapisnya diberi alas plastik interlayer yang merupakan satu potong (utuh) dalam setiap kemasan.
Kemasan Shrink Wrapped Jumbo Pallet (SW/JP) beralaskan Tapak Kayu. Syarat kayu yang digunakan sebagai tapak SW/JP adalah kayu Meranti II atau kayu sembarang no. 1 atau kayu karet yang memenuhi persyaratan dengan warna merah atau kuning dengan berat jenis > 0,6 dan tidak berjamur/lapuk. Kayu yang digunakan harus difumigasi. Kadar air kayu diharapkan dibawah 20%  sehingga fumigasi lebih efektif. Kayu harus diketam bagian luar dan dalam, bebas dari serpihan atau serbuk kayu. Arah paku harus menuju arah luar dengan pengertian kepala paku dan mata paku tidak boleh menonjol.
Sesudah seluruh bandela tersusun dalam Forming Box, maka diatas susunan bandela diletakkan tutup papan yang ukurannya persis sama dengan ukuran Forming Box sehingga apabila ditekan dapat masuk ke dalam Forming Box. Diatas tutup papan tersebut diletakkan beban seberat 2 Ton selama 36 - 48 jam sehingga apabila beban tersebut diangkat maka diperoleh suatu susunan bandela yang padat dan rapi.
Selanjutnya plastik pengemas dalam bentuk kantung diselubungkan pada susunan Bandela yang telah padat dan rapi tersebut dan dipanaskan dengan shrink fast gun yang bahan bakarnya elpiji sampai plastik pembungkus menyusut dengan rapat.
Susunan Bandela yang padat dan rapi tersebut selanjutnya disebut dengan Pallet. Setiap palet terdiri dari 36 bandela sehingga berat untuk 1 palet adalah 1260 kg. Palet-palet inilah yang menjadi produk akhir di pabrik kami. Palet-palet kemudian disimpan di dalam gudang penyimpanan menunggu Order Pengiriman dari Bagian Penjualan.
Demikian penjelasan yang dapat saya sampaikan tentang Proses Pengoahan Karet Crumb Rubber. Penjelasan-penjelasan lain akan saya bikin kembali ditulisan-tulisan selanjutnya.
Semoga bermanfaat.

Minggu, 29 Mei 2011

Miss this moment (Tribute to Anwar, Ajo, Dinar, Kael)

Dari kiri ke kanan: Anwar, Mangasa, Dinar, Kael, Ajo

Photo diatas diambil di sebuah sungai (nama sungainya nggak ingat lagi) disekitar Kecamatan Sawo, Kabupaten Nias Utara. Photo tersebut saya copot dari halaman Facebook teman  saya, bro Anwar (ijin ya bro). Kami (yang ada didalam photo) dulunya sama-sama bekerja di sebuah organisasi yang bernama UN Habitat, yaitu sebuah organisasi bentukan United Nation (lebih dikenal Perserikatan Bangsa-Bangsa), dengan fokus program kerja membangun shelter atau rumah tinggal bagi korban bencana alam. Nah, waktu itu Pulau Nias termasuk salah satu dari beberapa daerah yang menjadi korban bencana alam gempa bumi (kalau nggak salah gempa buminya terjadi dibulan Maret 2006, tolong dikoreksi ya). Ada banyak warga yang kehilangan tempat tinggal akibat dirusak gempa. UN Habitat melihat permasalahan ini dan kemudian datang membawa bantuan untuk membangun pemukiman warga yang rusak.

Kami (yang ada didalam photo) adalah beberapa diantara orang-orang yang direkrut oleh UN Habitat untuk menjalankan programnya. Diorganisasi inilah kami pertama kali bertemu dan tidak ada yang menduga kalau kami akan menjadi sekelompok sahabat. Seingatku ada sekitar 30 orang yang bekerja dalam program ini. Adaptasi disaat bergabung dengan rekan-rekan kerja yang lain bisa dibilang kurang mulus. Ada beberapa gesekan-gesekan yang membuat suasana diawal bekerja kurang nyaman. Saya sempat berpikir bahwa ini akan menjadi awal dari sebuah neraka (berlebihan kali ya…he..he.he). Tapi ternyata dugaan saya nantinya salah. Saya malah menemukan sahabat-sahabat yang luar biasa di "neraka" ini (he..he…he). Mereka adalah Anwar, Ajo, Dinar dan Kael (Apa kabar semuanya? Semoga kalian membaca tulisanku ini). Dan masih ada juga nama-nama lain (yang juga sahabat saya), tapi saya hanya akan menceritakan orang-orang yang ada didalam photo untuk tulisan kali ini.

Saya akan bercerita dimulai dari awal saya masuk ke organisasi UN Habitat ini. Sebuah lingkungan kerja yang mulanya saya rasakan uncomfortable. Kelengkapan-kelengkapan akomodasi yang saya dapatkan pada saat mulai bekerja jauh dari harapan.  Tidak semua orang beruntung mendapatkan tempat tidur yang nyaman karena kelengkapan mobiler masih baru mau dilengkapi. Ada yang terpaksa tidur dikursi, dimeja atau dilantai dengan tikar seadanya. Saya sendiri malah tidur didalam mobil selama 2 minggu pertama bekerja. Kondisi serba kekurangan inilah yang membuat suasana menjadi kurang nyaman. Hukum rimba menjadi seolah-olah berlaku dan saya menjadi sangat khawatir kalau saya tidak akan menemukan seseorang yang bisa dijadikan kawan apalagi sahabat.

Kekhawatiran saya berakhir ketika kami mulai dibentuk kedalam beberapa tim. Program kerja kami adalah membangun 486 unit rumah tinggal. Untuk itu kami dibagi kedalam beberapa tim yang setiap timnya menangani sekitar 80 unit rumah. Nah, rekan yang menjadi satu tim dengan saya mula-mula adalah si Anwar (Apa kabar Bro?). Satu buah Tim beranggotakan 3 orang, namun karena tenaga kerja masih belum lengkap maka tim kami hanya terdiri dari 2 orang, yaitu saya dan Anwar. Mengantisipasi kekurangan ini, maka kedalam tim kami diperbantukan 1 orang yang diambil dari tim Arsitek yang bernama Dinar. Hanya ada 5 orang wanita yang bekerja dalam proyek ini dan salah satunya adalah si Dinar ini (Apa kabar Dinar?). Setelah beberapa bulan kemudian datanglah anggota baru kedalam tim kami yang bernama Zulia Pendi (awalnya kami berpikir dia wanita), dan Dinarpun ditarik kembali oleh tim Arsitek. Tim inilah yang menjadi titik awal tumbuhnya jalinan persahabatan.

Bro Anwar yang ganteng dan baik hati
Bekerja dengan Bro Anwar ternyata sangat menyenangkan. Orangnya baik hati, ganteng (disukai oleh wanita) dan gampang bersosialisasi dengan warga. Kemampuan bersosialisasinya benar-benar bikin kagum. Dalam beberapa bulan di Nias si Bro Anwar sudah mampu berkomunikasi dalam bahasa lokal (walaupun pas-pasan). Dengan kemampuannya inilah kami menjadi lebih mudah dalam bekerja. Kegantengannya (katanya sih mirip Nicholas Saputra) membuat bro Anwar menjadi pembicaran dikalangan gadis-gadis. Tentunya kondisi ini berdampak juga kepada saya yang juga satu tim dengannya (kecipratan dekat dengan gadis-gadis..he…he…he). Dia orang yang sangat pengertian dan mampu menjaga keutuhan tim. Terus terang, dulunya saya memiliki watak yang keras dan memang sulit untuk bisa bergaul dengan orang lain. Kelemahan ini ternyata berhasil diantisipasi Bro Anwar sehingga kami menjadi tim yang solid (Thanks ya bro).

Dinar yang ceria dan optimis
Dinar merupakan orang pertama tempat saya berani bercerita tentang keluh kesah selama bekerja di proyek ini.  Kepadanyalah saya pertama kali mengeluh tentang kondisi pekerjaan. Cewek yang satu ini banyak memberi nasehat penting yang membantu saya dalam menghadapi tantangan-tantangan kerja (Thanks ya Din). Dinar sendiri seseorang yang selalu menghadapi semua persoalan dengan pandangan optimis. Sifatnya ceria dan selalu tertawa dalam kondisi apapun baik senang maupun susah. Cara dia tertawa sangat khas dan nggak bisa terlupakan. Kawan-kawan yang pernah bekerja dengannya pasti mengerti apa yang saya maksud dengan cara dia tertawa (He…he…he… Sorry ya Din, nggak bermaksud menyinggung kok). Sangat beruntung bisa mengenal si Dinar ini.

Ajo yang cerdas dan berwibawa
Kemudian Zulia Pendi atau lebih sering kami panggil dengan sebutan "Ajo" (Panggilan abang dikalangan suku Padang Pariaman) adalah orang yang bergabung dengan tim beberapa bulan kemudian. Posisi Dinar yang sebelumnya diperbantukan kedalam tim kami kemudian diambil alih oleh si Ajo. Orangnya cerdas, berwibawa dan berjiwa kesatria. Sebuah pribadi sempurna untuk figur Pria Idaman Wanita (he…he…he). Pemikirannya yang bijaksana membawa tim menjadi lebih terkontrol (Thanks ya bro). O iya, salah satu kelebihannya lagi adalah si Ajo ini pintar kali memasak. Dia jagonya buat masakan panggang ikan. Kebetulan lokasi proyek kami dekat dengan pantai sehingga ikan segar dari nelayan yang pulang dari melaut bisa dengan mudah kami dapatkan. Dalam sebulan sekali kami selalu mengadakan acara panggang ikan. Sebuah acara yang juga tidak terlupakan yang selalu dimotori oleh tim kami karena tim yang lain nggak mampu buat acara seperti ini (He..he..he jadi agak sombong).

Kael yang multi talenta
Mikael Marbun atau sering kami sebut dengan sebutan pendek "Kael" bekerja di tim Arsitek. Si Kael ini merupakan atasan si Dinar dan juga dari awal nampaknya sudah naksir sama si Dinar. Usahanya memang ngggak sia-sia karena sekarang dia telah berhasil menjadikan Dinar menjadi pasangan hidupnya (Selamat ya, untuk Dinar dan Kael). Mereka kini telah menikah dan memiliki 2 orang buah hati. Kael orang yang memiliki watak tegas, pekerja keras, punya banyak ketrampilan dan efektif dalam bekerja. Karena dia memang dari awal naksir sama si Dinar, maka diapun sering bergabung bersama dengan tim kami. Meskipun demikian, dia tetap kok menjaga profesionalitas dalam bekerja (Thanks ya laek).

Kami berlima kemudian saling mengenal satu sama lain dan saling mengantisipasi setiap kelemahan. Kombinasi yang sempurna untuk membangun persahabatan yang ideal. Disaat-saat senggang kami sering memanfaatkan waktu untuk sama-sama melakukan petualangan-petualangan kecil. Kami pernah menyusuri goa yang kata warga ada "penghuninya". Kami juga pernah melakukan touring sepanjang pantai pulau Nias dari Banuagea hingga ke Teluk Dalam dengan menggunakan Sepeda Motor (jarak tempuhnya kurang lebih 400 km pulang pergi). Photo tersebut diatas adalah salah satu lokasi yang menjadi tempat kami berpetualang. Kebersamaan ini membuat saya merasakan ikatan yang spesial diantara kami (kuharap kalian juga merasakan hal yang sama). Kael saat ini sudah menikah dengan Dinar. Ajo juga sudah menikah. Bro Anwar kabarnya sebentar lagi akan menikah. Tinggal saya sendiri yang masih tanda tanya (he…he…he). Semoga persahabatan ini akan tetap terjalin. Amin…..

Dibawah ini ada sebuah karikatur tentang persahabatan. Ambil nilai positifnya ya…

Kamis, 24 Maret 2011

3 Idiots

3 Idiots, sebuah judul fim produksi Bolywood. Ya, saya memang akan membahas film tersebut dalam tulisan kali ini. Film yang menurut saya pantas diancungkan 10 jempol (pinjamin jempolnya ya!). Film yang bisa membuat emosi saya berganti-ganti selama menonton. Mulai dari gembira/tertawa karena adegan lucu dan konyol kemudian berganti sedih di adegan yang mengharukan. Walau dengan durasi yang cukup lama (seperti pada umumnya film Bolywood) tapi seluruh isi film benar-benar tidak bikin bosan. Isinya padat makna, tidak ada adengan yang cuman jadi sisipan, tidak bertele-tele. Sebuah film yang sangat layak tonton.

Tumben nonton film India? Dulu kan nggak suka film India?
He….he…he. Betul, dulu saya memang nggak terlalu menyukai film India. Saya dulu melihat film India terlalu berlebihan. Ada adegan action yang berlebihan, adegan sedih yang berlebihan, ada tarian-tarian pulak lagi. Durasi yang kelewat panjang menjadikan ceritanya terlalu bertele-tele, kurang padat, ya serba berlebihan lah pokoknya. Tapi film yang satu ini memutarbalikkan pemahaman saya. Saya harus mengaku bahwa saya jatuh cinta pada film ini. Tapi ini berlaku hanya khusus untuk "3 Idiots" ya (yang lain nanti dulu).

Adalah Ranchhoddas Shamaldas Chanchad (sering juga dipanggil Racho) bersama 2 orang sahabatnya yang menjadi fokus seluruh cerita dalam film ini. Rancho digambarkan sebagai seorang yang unik dalam film ini (sesuai juga dengan namanya yang unik). Kebanyakan orang dari kecil telah diajarkan berpikir bahwa hidup adalah sebuah perlombaan. Berlarilah lebih cepat atau kamu akan terinjak-injak. Farhan Qureshi dari lahir telah diharapkan/diarahkan oleh keluarganya (terutama ayahnya) untuk menjadi seorang Engineer Teknik. Dirinya tidak pernah ditanyakan apa sebenarnya yang menjadi keinginannya. Lalu ada Raju Rastogi yang lahir dari keluarga miskin. Raju diharapkan keluarganya untuk bisa mengeluarkan mereka dari kondisi kemiskinan. Digambarkan kalau kakak perempuannya tidak bisa menikah karena mas kawin yang tidak bisa mereka sediakan (di India mas kawin disediakan oleh pihak perempuan). Mereka berdua (Farhan dan Raju) akan  bertemu dengan Rancho dalam satu kamar kost dan menjadi sahabat dalam film ini.

Sebagian besar aliran cerita mengambil setting pada saat Rancho, Farhan dan Raju sama-sama sedang kuliah di universitas yang sama. Mereka juga lantas tidur di kamar kost yang sama dan sama-sama pulak di jurusan Teknik Mesin. Tradisi kampus yang telah berakar sejak lama tidak berlaku untuk Rancho yang unik. Di hari pertama kampus pada saat inagurasi (sering juga kita sebut perploncoan) Racho telah memberi pelajaran tentang air garam sebagai penghantar listrik yang baik dengan cara yang unik kepada seniornya. Mayoritas mahasiswa seperti robot yang secara membabibuta mengikuti seluruh arahan dosen. Hanya Rancho yang tidak seperti itu. Kebanyakan dosen mengusir Rancho dari kelas tapi dia tidak perduli dan mencari kelas lain yang bisa dia ikuti. Salah seorang mahasiswa bernama Chattur yang berambisi tinggi dan menghalalkan segala cara untuk bisa unggul dari yang lain menjadi rivalnya Rancho. Chattur menantang Rancho untuk bertaruh siapa yang akan menjadi lebih kaya 5 tahun nanti. Chattur memang akan menjadi sangat kaya. Dia punya rumah yang besar (lengkap dengan kolam renang), mobil yang sangat mewah dan penghasilan yang gede. Bagiamana dengan Rancho? Mau tau? Harus saksikan dulu film ini (he..he..he)

Buang rasa takut
Raju seorang yang berprestasi sejak kecil. Orang tuanya lantas berharap Raju yang cerdas akan mengakhiri kemiskinan mereka. Tuntutan ini membuat Raju ketakutan. Dia menjadi kehilangan kepercayaan diri dan terlalu menuntut "Tuhan" yang dia miliki untuk menolongnya. Dia melihat kehidupan kampus menjadi perlombaan gila untuk menjadi yang terbaik. Ketakutannya menjadi bertambah. Setelah lompat dari gedung 3 lantai dan mengalami patah dikedua kakinya, Raju menjadi sadar bahwa ketakutan tidak baik untuknya. Tidak ada yang perlu ditakutkan. Tetap jalani hidup dengan optimis. Gagal hari ini bukan berarti gagal esok hari. Tidak perlu terlalu memaksakan diri untuk menjadi orang yang berbeda supaya berhasil. Tampilkan warnamu sendiri, buang rasa takut maka hidup akan dijalani dengan lebih tenang.

Semuanya baik-baik saja (All izz Well)
Kalimat "All is well'  cukup dominan diucapkan dalam film ini. Bahkan ada lirik lagu yang isinya kalimat itu tadi. Ketika bayi kakak perempuan Pia (wanita yang dicintai Rancho) menunjukkan tanda-tanda kematian mendengar ucapan "All is Well" ternyata mampu membuat bayi tersebut bereaksi dan kembali hidup. Film ini memberi pesan bahwa semua pasti akan baik adanya. Lakukan yang terbaik, buang kekhawatiran, dan yakinkan dalam hati semuanya akan berjalan dengan baik. 

Gapai yang kamu inginkan
Rancho sejak kecil bercita-cita untuk menjadi seorang Machine Engineer. Dia selalu penasaran dengan mesin-mesin. Semua peralatan yang ada kampus dia bongkar. Ada beberapa yang bisa dirakit kembali tapi ada juga yang gaga. Dia tidak pernah takut gagal dalam melakukan sesuatu dan rasa ingin tahunya luar biasa. Dia tidak mengejar nilai tapi dia mengejar pengetahuan. Dia tidak perduli kalau dia harus dikeluarkan dari kelas oleh dosennya karena dia akan segera masuk kelas dosen lain (walaupun itu bukan mata kuliah yang dia ambil).
Banyak yang masuk kuliah teknik karena menganggap kuliah diteknik itu keren dan menunjukkan bahwa dirinya adalah unggul. Tapi setelah tamat malah orang tersebut mengambil Master dibidang Bisnis karena dirinya memang bukan orang teknik tapi seorang pebisnis. Akan lebih bermanfaat kiranya jika orang tersebut memang sedari awal kuliah dibidang bisnis.
Farhan sebenarnya pingin menjadi juru photo hewan di alam bebas. Tapi keinginan ayahnya memaksa dia untuk kuliah dibidang teknik. Namun berkat dorongan Rancho dia mencoba menyakinkan orangtuanya kalau dia sebenarnya pingin menjadi juru photo dan bukan seorang ahli mesin. Orang tuanya akhirnya mengerti dan memberi restu bagi Farhan. Selanjutnya dia menjadi Juru Photo yang terkenal dan karyanya banyak tampil dimajalah-majalah populer. Dia menikmati pekerjaannya dan sekaligus merasakan gairah keuggulan dan segala sesuatunya (uang, ketenaran, nama baik) mengikuti dengan sendirinya.

Persahabatan yang mengagumkan
Pada saat pertama kali bertemu, Rancho, Raju dan Farhan tidak langsung merasa cocok satu sama lain. Mereka memiliki karaketer yang berbeda. Rancho yang unik dan selalu menentang tradisi yang terbentuk membuat kedua temannya menjadi takut. Mereka takut dianggap terlibat dengan Rancho. Mereka mencoba menyelamatkan dirinya masing-masing. Hingga akhirnya mereka disadarkan oleh Rancho dan terbukti Rancho memberi bekas tak terlupakan dihati mereka.
Begitu Farhan menerima telepon dari Chattur yang mengajak dia bertemu dengan Rancho, dia langsung berekspresi sangat gembira. Dia terpaksa pura-pura sakit jantung agar pesawat yang sudah sempat dia tumpangi membatalkan penerbangan dan kembali ke bandara. Begitu juga dengan Raju, dia tidak sadar kalau dia belum memakai celana karena begitu inginnya bertemu dengan seorang Rancho. Tali persahabatan yang dibuat oleh Rancho berhasil mengikat kedua temannya dan sulit untuk memutuskannya.

Penasaran kan dengan film ini?
Langsung tonton aja bos. Lewat YouTube juga bisa kok nonton film ini (Gratis...)


Minggu, 13 Maret 2011

Pengolahan Karet Crumb Rubber, Bagian ke-4

Tulisan kali merupakan kelanjutan dari tulisan "Pengolahan Crumb Rubber, Bagian ke-3". Proses terakhir yang saya ceritakan adalah proses di Bak Makro Blending 3. Nah, dipostingan kali ini saya akan melanjutkan pembahasan ke proses Penggilingan dan Pemeraman/Maturasi. Gambar Layout dibawah ini akan menunjukkan proses-proses yang akan saya bahas. 
Gbr. Lay Out proses dalam tulisan kali ini.
Penggilingan Remahan
Tujuan utama penggilingan remahan adalah untuk mendapatkan keseragaman bahan baku dengan proses mikro dan menjadikannya dalam bentuk lembaran. Proses ini sering juga disebut proses Mikro Blending. Sebelumnya saya pernah menjelaskan proses Makro Blending yang terjadi di Bak Makro Blending 1, 2 dan 3. Makro Blending dan Mikro Blending sama-sama bertujuan untuk mendapatkan keseragaman/homogenitas bahan baku. Pada proses Makro Blending proses pencampuran dilakukan dengan cara mengaduk/mixering remahan/bahan baku. Proses ini mirip dengan proses membuat adonan campuran beton, yakni dengan mengaduk semen, pasir, kerikil sehingga didapatkan campuran yang homogen.  Sedangkan pada Proses Mikro Blending kegiatan menghomogenkan terjadi dengan cara menggiling remahan yang diatur sedemikian rupa sehingga remahan saling "tindih" satu sama lain didalam penggilingan. Proses "saling tindih" ini memaksa remahan-remahan karet untuk menjadi satu bagian yang akhirnya akan menjadi bentuk lembaran. Proses menggiling  telur, mentega, dan tepung untuk mendapatkan adonan roti yang homogen merupakan proses yang mirip dengan proses Mikro Blending.
Penggilingan dilakukan dengan menggunakan mesin giling Crepper. Roll Gilingan Crepper dibuat berulir/motif bunga agar efek pemerasan terjadi pada bahan baku. Agar didapatkan jaminan bahwa setiap remahan karet sudah menjadi sebuah kesatuan maka perlu dilakukan penggilingan berulang-ulang. Pabrik tempat saya bekerja menggunakan 6 mesin Crepper (di pabrik lain mungkin saja berbeda) sehingga diperlukan 6 kali penggilingan yang dilakukan berurut dari Crepper yang ke-1 hingga Crepper yang ke-6. Dengan 5 mesin Crepper jumbo yang memiliki tekanan dan luas kontak yang lebih besar memungkinkan penggilingan hanya dilakukan 6 kali. Dulu ketika pabrik kami hanya menggunakan 2 buah mesin Crepper jumbo, kami harus menggiling sampai 8 kali (ada 6 buah Crepper Non Jumbo) untuk mendapatkan hasil yang homogen.
Gbr. Bucket Conveyor memindahkan remahan dari Bak Blending 3 ke Crepper no. 1

Penggilingan dilakukan sambil menyemprotkan air sehingga kotoran-kotoran yang keluar oleh proses penggilingan terbuang oleh proses pencucian. Proses perpindahan bahan dari 1 gilingan ke gilingan berikutnya dilakukan secara manual oleh Operator Gilingan (kami juga menyebutnya "Operator Crepper"). Setiap mesin Crepper dijaga oleh 1 orang Operator Crepper. Operator Crepper ini juga bertugas untuk melipat lembaran sebelum masuk kedalam Crepper. Lembaran yang terlipat inilah yang akan membuat remahan-remahan karet saling "tindih" pada saat digiling. Namun lembaran yang terlipat hanya bisa digiling di Crepper Jumbo (yang 5 buah). Pada Crepper terakhir (sering juga disebut Crepper Finisher) proses pelipatan lembaran tidak diperlukan lagi.
Gbr. Remahan sudah mulai berbentuk lembaran setelah digiling
Gbr. Lembaran yang sudah terbentuk setelah melewati Crepper Finisher
Gbr. Lembaran yang sudah digulung dan menjadi Blangket
Gbr. Blangket akan dipindahkan ke Gudang Maturasi

Hasil akhir dari penggilingan remahan-remahan tadi akan diperoleh lembaran selebar kurang lebih 60 cm dengan ketebalan 6 - 7 mm. Karet yang sebelumnya berupa remahan kini telah berubah menjadi lembaran yang homogen. Selanjutnya lembaran yang mirip selendang ini digulung kemudian dikirim ke Gudang Maturasi untuk proses "Pemeraman". 1 buah gulungan memiliki berat kurang lebih 24 kg (Berat sebelum maturasi). Gulungan ini ditempat saya sering disebut juga dengan nama "Blangket". Kadar Karet Kering dalam Blangket yang baru dihasilkan adalah sekitar 70% (nilai sebelum maturasi).

Maturasi (Pemeraman)
Blangket yang dihasilkan oleh mesin Crepper selanjutnya dibawa ke Gudang Maturasi untuk proses "Pemeraman". Dipabrik lain proses pemeraman ini dilakukan dengan menggantungkan lembaran namun di Pabrik tempat saya bekerja proses pemeraman dilakukan dengan menyusun blangket-blangket dalam Gudang Maturasi. Proses Maturasi berlangsung selamat 6 - 8 hari. Biasanya hasil terbaik didapatkan ketika blangket sudah dimaturasi selama 8 hari. Maturasi yang lebih dari 8 hari juga akan memberikan hasil yang lebih baik. Bahan baku karet akan menjadi lebih cepat kering dalam proses Dryer dan kemungkinan terjadinya cacat (white spot) lebih sedikit. Penambahan umur maturasi tentunya akan berpengaruh kepada kebutuhan luas Gudang Maturasi. Kami memiliki Gudang Maturasi yang didisain untuk waktu maturasi 8 hari.
Gbr. Blangket disusun dalam Gudang Maturasi

Penyusunan blangket di Gudang Maturasi diatur sedemikian rupa sehingga setiap blanket dapat diidetifikasi menurut umurnya. Untuk itu perlu dibuatkan papan identifikasi yang diletakkan disetiap kelompok blangket. Gudang maturasi juga harus dilengkapi dengan drainase yang baik. Blangket baru masih dalam keadaan basah dan bisa menimbulkan genangan air. Kondisi yang basah akan membuat kelembaban gudang maturasi menjadi tinggi. Semangkin tinggi kelembaban akan menambah kebutuhan waktu untuk maturasi. Blangket memerlukan suhu normal untuk kebutuhan maturasi (tidak boleh terlalu tinggi dan tidak boleh terlalu rendah0.
Tujuan dari maturasi ini untuk mempertahankan nilai PRI dan turut serta dalam mengurangi Kadar Air dalam Blangket. Biasanya Kadar Karet Kering setelah maturasi selama 8 hari adalah 80 - 90%. Nilai PRI adalah ukuran dari besarnya sifat plastisitas (keliatan/kekenyalan) karet yang masih tersimpan bila karet tersebut dipanaskan selama 30 menit pada suhu 140 derajat Celcius. Pengujian PRI dilakukan untuk mengukur degradasi (penurunan) ketahanan karet mentah terhadap oksidasi pada suhu tinggi. Nilai lebih dari 80% menunjukkan bahwa ketahanan karet mentah terhadap oksidasi adalah besar. Dengan mengetahui nilai PRI dapat diperkirakan mudah tidaknya karet menjadi lunak dan lengket-lengket jika lama disimpan atau dipanaskan. Hal ini penting nantinya pada proses vulkanisasi karet pembuatan barang jadi, agar diperoleh sifat karet yang lebih kuat dan teguh. Nantinya saya akan mencoba membuat postingan khusus untuk membahas parameter-parameter kualitas yang harus dipenuhi oleh produk akhir pabrik Crumb Rubber (dalam hal ini parameter kualitas SIR 10) dan bagiamana cara pengujiannya.

Saya cukupkan sampai disini pembahasan pada tulisan kali ini. Pada postingan selanjutnya saya akan membahas proses setelah maturasi yaitu peremahan, pengeringan (drying), dan pengepakan produk akhir.
Semoga bermanfaat.

Senin, 21 Februari 2011

BELAJAR MENANGGAPI PERBEDAAN DARI "OPERATOR TIMBANGAN"

Beberapa minggu belakangan ini kita disuguhi oleh media (baik cetak ataupun elektronik) tentang kerusuhan-kerusuhan yang dilatarbelakangi adanya sekolompok orang yang terganggu dengan perbedaan sekelompok orang yang lain. Agama yang seharusnya menjaga komunitasnya dari kekacauan (chaos) malah terjebak dengan doktrin-doktrinnya sendiri. Sangat menyedihkan membaca tulisan disalah satu harian nasional yang mengatakan bahwa Agama terbukti "gagal" membawa damai.
Perasaan hati kacau/bingung setiap membaca/mendengar kerusuhan-kerusahan dengan latar belakang agama tersebut. Saya sangat yakin tidak ada satupun agama didunia ini yang mengijinkan melakukan kekerasan kesesamanya manusia. Negara yang diamanatkan oleh UUD 1945 untuk menjamin keselamatan, keberagaman dan kebebasan beragama juga telah gagal. Demokrasi yang mulai tumbuh berkembang dinegeri ini malah menenggelamkan toleransi terhadap keberagaman. Mengapa Demokrasi berjalan terbalik dengan kebebasan beragama? Apakah warga negara kita belum siap untuk menjadi negara demokrasi? Apakah kita harus kembali ke jaman Soeharto untuk bisa hidup damai?
Tulisan kali ini bukan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan diatas. Saya tidak mau berpolemik dengan masalah tersebut. Tulisan ini hanyalah sebuah hasil dari pembelajaran dari 2 orang "Operator Timbangan" di pabrik tempat saya bekerja. Saya belajar sesuatu yang indah tentang bagaimana bisa hidup rukun dan mampu bekerjasama walaupun memiliki latar belakang berbeda satu sama lain.
Pak Harahap dan Pak Siahaan adalah orang-orang yang saya maksudkan tersebut. Mereka berdua sama-sama bekerja sebagai Operator Timbangan di tempat saya bekerja. Fungsi utama mereka adalah menimbang bahan baku yang masuk ke pabrik. Hasil timbangan inilah yang kemudian akan menjadi bukti jumlah bahan baku yang diterima dari pemasok. Pabrik tempat saya bekerja hanya menerima bahan baku dari kebun sendiri (tidak menerima bahan baku karet dari kebun rakyat). Namun dilihat dari pekerja yang menghasilkan bahan baku karet maka ada 2 jenis hasil bahan baku yaitu; bahan baku dari Tenaga Sendiri (Karyawan Perusahaan) dan bahan baku dari Tenaga Pemborong (pihak ke-3 yang dikontrak oleh perusahaan).

Berikut adalah hasil pembelajaran yang saya terima dari Pak Siahaan dan Pak Harahap.
  1. Toleransi yang luar biasa
Pak Harahap adalah seorang Muslim sedangkan Pak Siahaan adalah seorang Kristen. Mereka berdua sama-sama taat beragama. Pak Harahap selalu menjalankan ibadah 5 waktunya dengan rajin begitu juga dengan Pak Siahaan selalu berbidah setiap minggunya ke Gereja. Sama-sama bertugas sebagai Operator Timbangan menuntut mereka untuk bisa saling mengisi dan bekerja sama. Perbedaan agama tidak lantas mengganggu kerja sama mereka karena toleransi yang luar biasa yang mereka miliki.
Dalam bekerja mereka sama-sama mengatur agar pekerjaan dapat terus berlangsung tanpa mengganggu kegiatan beribadah. Pada saat jam sholat tiba bagi Pak Harahap maka Pak Siahaan secara otomatis akan langsung mengambil alih stasiun timbangan. Stasiun timbangan tidak lantas ditinggalkan karena akan mengganggu aktivitas bahan baku yang masuk. Begitu juga jika Pak Siahaan harus beribadah pada hari minggu maka secara otomatis juga Pak Harahap akan mengambil alih stasiun timbangan. Hari minggu pabrik tetap beroperasi (tidak libur) sehingga stasiun timbanganpun harus tetap buka. Pengaturan-pengaturan ini mereka sepakati bersama atas dasar toleransi beragama yang begitu kuat didalam diri mereka. Belum pernah saya mendengar kalau mereka berselisih masalah agama. 
  1. Ketaatan beragama dan kejujuran dalam bekerja
Pemahaman agama yang kuat membuat mereka bekerja dengan jujur. Posisi Operator Timbangan pastilah banyak godaannya. Banyak pihak pemasok bahan baku (khususnya yang berasal dari Tenaga Pemborong) menawarkan iming-iming menggoda asal mereka mau membantu untuk mengatur hasil penimbangan. Tawaran-tawaran ini tidak pernah membuat mereka kehilangan kejujurannya. Mereka tidak seperti kebanyakan orang-orang munafik yang banyak saya kenal. Mereka tidak bersembunyi dibalik topeng keagaamaan namun bertindak jauh dari nilai-nilai keluhuran. Kalau saja sikap mereka ini dimiliki oleh aparatur negara kita maka saya yakin negara kita ini bisa bebas dari kejahatan dan korupsi. Sampai saat ini kredibilitas Pak Siahaan dan Pak Harahap tidak ada yang meragukan. Posisi sebagai Operator Timbangan haruslah orang yang jujur dan mereka menjadi orang paling layak untuk itu.

Hasil pembelajaran ini semoga saja berguna bagi saya nantinya dan semoga saja anda juga merasakan hal yang sama. Seandainya saja kita bisa memahami inti ajaran agama kita maka kita akan menemukan nilai-nilai yang universal sehingga tidak perlu ada lagi kelompok yang merasa harus membinasakan kelompok lain.
Semoga...

Minggu, 13 Februari 2011

Memaknai "kasih sayang" dari Seorang Pekerja Pabrik (Valentine Edition)

Tiba-tiba saja muncul keinginan untuk menulis sesuatu dengan thema "kasih sayang", karena kebetulan dibulan Pebruari ini ada hari Valentine. Jutaan orang di seluruh dunia punya tradisi memberikan hadiah kepada orang yang mereka cintai berupa permen, cokelat, bunga atau hadiah lainnya pada tanggal 14 Pebruari ini.
Sesuai judulnya, tulisan ini akan mencoba memaknai "kasih sayang" dari seorang pekerja pabrik yang tidak asing lagi bagiku. "Pak Wagimin" adalah pekerja pabrik yang saya maksud. Dia seorang pekerja yang luar biasa, seorang suami yang luar biasa dan sekaligus juga adalah orang tua yang luar biasa (ini sih menurut pemahamanku). Dia mengabdi dengan hati, tidak pernah mengharapkan pujian, dan yang membuatku salut adalah dia dikenal tidak pernah sakit hati dan dia jarang sekali mengeluh.
Pak Wagimin bertugas sebagai Operator Creeper, jenis pekerjaan yang membutuhkah tenaga dan mengandung resiko tinggi. Walaupun usianya tidak muda lagi (kurang lebih 50 tahun), tetapi dia masih bisa membuktikan kalau dia tidak kalah dengan tenaga-tenaga muda. Pekerja-pekerja yang lain sangat menghormatinya. Pak Wagimin selalu bersedia untuk dipindahkan ke stasiun lain tanpa menunjukkan keluhan sama sekali (pekerja lain pasti mengeluh).  
Pak Wagimin sangat akur dengan istrinya. Dia menikah dengan Bu Ponise (yang juga pekerja pabrik) kurang lebih 25 tahun yang lalu. Bu Ponise yang memiliki karakter periang, spontan berbicara dan selalu aktif, merupakan pilihan yang pas untuk Pak Wagimin yang pendiam, penyabar dan suka mengalah. Mereka melewati masa pacaran yang relatif singkat (cuman 3 bulan) sebelum akhirnya menikah. Bu Ponise dulunya dikenal sebagai wanita yang populer diantara pria-pria karena kecantikan dan keluwesannya dalam bergaul. Tidak ada yang menyangka kalau ternyata seorang Pak Wagimin yang pendiam mampu memenangkan hati ibu itu. Dari pernikahan tersebut mereka memiliki 3 orang anak, yakni 2 orang wanita dan 1 orang pria.
Hidup dengan gaji yang pas-pasan membuat mereka harus hati-hati dalam setiap perbelanjaan. Pengeluaran dana yang besar terjadi pada saat sekaligus 2 (dua) anak mereka kuliah. Kondisi tersebut berhasil mereka lewati dengan baik. Anak pertama telah lulus dari Universitas Sumatera Utara tahun 2005 dan anak kedua lulus dari Universitas Negeri Medan di tahun 2008. Pak Wagimin memang beruntung, selain memiliki istri yang baik dia juga memiliki anak-anak yang cerdas. Kedua anaknya lulus di Perguruan Tinggi Negeri, yang tentunya akan lebih sedikit biayanya bila dibandingkan dengan Perguruan Tinggi Swasta (tapi ini masih relatif ya..). Sekarang ini kedua anaknya tadi telah bekerja dan juga sudah menikah.
Bu Ponise yang dikenal aktif bergaul dengan siapa saja tidak membuat Pak Wagimin menjadi was-was dan cemburuan. Pak Wagimin diceritakan selalu memberikan kebebasan bagi istrinya untuk aktif dalam kegiatan-kegiatan sosial (ini sih pengakuan Bu Ponise). Pada saat aku mengunjungi rumahnya, dapat kurasakan kehidupan keluarga yang sehat dan harmonis. Bu Ponise yang memilih pensiun dini (pensiun yang dipercepat) tinggal dirumah untuk mengurus pekerjaan rumah tangga. Pak Wagimin memahami keinginan istrinya dan toh mereka tidak lagi mengejar materi dihari tuanya. Mereka menginginkan hari tua tanpa ketakutan kekurangan harta. Hari tua yang sederhana, saling berbagi, saling mencintai dan bergembira bersama anak cucu mereka.
Saya yakin mereka tidak tahu kalau 14 Pebruari merupakan hari khusus untuk mengekspresikan kasih sayang, tetapi saya yakin 365 hari dalam setiap tahun, mereka gunakan untuk saling mengasihi.
Salute buat Pak Wagimin.
Kuharap aku bisa merasakan keharmonisan yang sama.
:)

Selasa, 01 Februari 2011

Proses Pengolahan Karet Crumb Rubber Bagian ke-3

Ternyata tulisan kali ini sudah menjadi tulisanku yang kelima. Pelan-pelan blog ini mulai terisi. Terima kasih buat orang-orang yang sudah membaca. Terima kasih juga untuk teman-teman yang memberi support agar saya tidak berhenti menulis di blog ini. Ternyata menjaga kesinambungan untuk terus menulis tidaklah gampang. Tanpa support dari luar mungkin saya sudah berhenti dan melupakan blog ini. Sekali lagi saya ucapkan terima kasih dan God Bless You all.

Sebelum kita mulai biarkan saya membawa anda kembali ke postingan saya yang sebelumnya. Disitu saya telah menjelaskan bahwa bahan baku yang turun dari Truk selanjutnya ditimbun sementara di lantai Loading Ramp sebelum masuk ke proses pengolahan. Penimbunan dilakukan dengan membagi bahan baku kedalam kelompok menurut umurnya untuk menjamin sistem FIFO berjalan. Bahan baku yang diterima juga akan disortir dari benda-benda non karet (kontaminasi). Contoh benda-benda kontaminasi ini antara lain: tali plastik, pecahan mangkok lateks, tali rafia, scrap/getah tarik, potongan kayu, daun-daun, sobekan goni plastik, dan lain-lain. Benda-benda (kontaminasi) ini akan dikumpulkan dan dikembalikan kepengirim.

Pada postingan saya kali ini saya akan membahas proses mulai dari Bak Blending I, Prebreaker, Bak Blending II, Hammer Mill dan diakhiri Bak Blending III. Seluruh proses ini bertujuan untuk mengurangi kontaminasi dan menghomogenkan dengan cara meremahkannya, mixering (pengadukan) dan pencucian.

Gbr. Layout proses yang kita bahas dalam tulisan kali ini.
Proses transportasi material yang diolah dari satu peralatan ke peralatan berikutnya dilakukan oleh Bucket Conveyor. Proses yang berbeda mungkin akan anda jumpai dipabrik yang lain. Tetapi dalam tulisan ini saya hanya akan menjelaskan apa yang ada di pabrik tempat saya bekerja.

Bak Blending I
Bahan baku yang ditimbun dilantai Loading Ramp selanjutnya dimasukkan ke dalam Bak Blending I. Bak blending I ini merupakan proses pengolahan pertama yang bertujuan untuk mempermudah pencampuran antara Slab dan Cup Lump.

Gbr. Bak Blending I
Bak blending diisi air yang fungsinya mencuci bahan baku. Pencucian ini bertujuan untuk mengurangi kontaminasi. Air akan diganti secara berkala (biasanya seminggu sekali) untuk menjamin efektifitas pencucian bahan baku.

Prebreaker
Dengan Bucket Conveyor, bahan baku dipindahkan dari Bak Blending I ke mesin Prebreaker. Di Prebreaker bahan baku tadi akan diremahkan menjadi ukuran-ukuran yang lebih kecil. Apabila ukuran sebelumnya seukuran "bantal tidur" maka setelah lewat dari Prebreaker ukurannya akan menjadi seukuran "jempol kaki".

Gbr. Mesin Prebreaker
Sesuai dengan sebutannya yaitu Pabrik Crumb Rubber maka proses yang dominan terjadi di pabrik adalah proses peremahan. Peremahan bertujuan untuk memperluas bidang permukaan sehingga pencucian menjadi lebih efektif. Pada saat proses peremahan ini juga akan terjadi " tekanan" terhadap bahan baku yang akan memaksa kontaminasi memisahkan diri dari bahan baku.
Berikut beberapa bocoran spesifikasi mesin Prebreaker yang ada di Pabrik tempat saya bekerja (Pabrik Crumb Rubber dengan kapasitas 30 Ton Karet Kering/hari).
Kapasitas mesin Prebreaker
= 4.000 - 5.000 Kg/Jam
Daya motor
= 37 KW
Putaran motor
= 1.500 Rpm
Tenaga motor
= 50 HP

Bak Blending II
Remahan-remahan yang keluar dari Prebreaker selanjutnya masuk ke dalam Bak Blending II. Mirip dengan fungsi Bak Blending I maka Bak Blending II juga berfungsi sebagai pencampur. Seluruh remahan-remahan akan diaduk sehingga diharapkan bahan baku menjadi homogen.

Gbr. Bak Blending II
Air yang ada dalam bak blending yang menjadi media pencampur. Agar produk akhir homogen (sama karakter mutunya disetiap bagian produk), maka bahan yang sebelumnya memiliki karakter berbeda akibat adanya Cup Lump dan Slab, jenis tanaman, proses pertumbuhan, perawatan tanaman harus melewati proses-proses tertentu. Salah satu proses menghomogenkan tadi terjadi di Bak Blending.

Hammer mill
Bucket Conveyor kemudian akan memindahkan remahan di Bak Blending II ke mesin Hammer Mill. Mirip dengan fungsi Prebreaker maka Hammer Mill juga berfungsi untuk meremahkan bahan baku yang ada di Bak Blending II. Remahan yang sebelumnya berukuran sebesar "jempol kaki" akan diperkecil lagi ukurannya menjadi 0,5 - 1 cm. Ternyata untuk mempermudah proses selanjutnya ukuran remahan yang dihasilkan Prebreaker masih terlalu besar sehingga perlu diperkecil lagi dengan Hammer Mill. Hammer Mill juga memiliki tujuan yang sama dengan Prebreaker yaitu memperluas bidang permukaan bahan baku.

Gbr. Mesin Hammer Mill
Semakin luas permukaan bahan baku maka bidang kontak air dengan bahan baku juga akan semakin besar sehingga proses pecucian menjadi lebih optimal. Di Hammer Mill bahan baku diremahkan dengan mekanisme "pemukulan". Pemukulan ini juga akan memaksa kontaminasi memisahkan diri dari bahan baku.
Berikut beberapa bocoran spesifikasi mesin Hammer Mill yang ada di Pabrik tempat saya bekerja (Pabrik Crumb Rubber dengan kapasitas 30 Ton Karet Kering/hari).
Kapasitas mesin Hammer Mill
= 3.000 Kg/Jam
Daya motor
= 100 KW
Putaran motor
= 1475 Rpm
Tenaga motor
= 135 HP

Bak Blending III
Bak blending III selanjutnya menerima hasil remahan yang keluar dari mesin Hammer Mill. Fungsinya hampir sama dengan fungsi Bak Blending yang sebelumnya yaitu sebagai pencampur dan pencuci untuk mengurangi kontaminasi yang masih ada.

Gbr. Bak Blending III
Bak Blending III juga berfungsi sebagai media transportasi dari Hammer Mill ke mesin proses selanjutnya yang akan saya jelaskan kemudian di postingan saya berikutnya.

Ada komentar???