Minggu, 13 Februari 2011

Memaknai "kasih sayang" dari Seorang Pekerja Pabrik (Valentine Edition)

Tiba-tiba saja muncul keinginan untuk menulis sesuatu dengan thema "kasih sayang", karena kebetulan dibulan Pebruari ini ada hari Valentine. Jutaan orang di seluruh dunia punya tradisi memberikan hadiah kepada orang yang mereka cintai berupa permen, cokelat, bunga atau hadiah lainnya pada tanggal 14 Pebruari ini.
Sesuai judulnya, tulisan ini akan mencoba memaknai "kasih sayang" dari seorang pekerja pabrik yang tidak asing lagi bagiku. "Pak Wagimin" adalah pekerja pabrik yang saya maksud. Dia seorang pekerja yang luar biasa, seorang suami yang luar biasa dan sekaligus juga adalah orang tua yang luar biasa (ini sih menurut pemahamanku). Dia mengabdi dengan hati, tidak pernah mengharapkan pujian, dan yang membuatku salut adalah dia dikenal tidak pernah sakit hati dan dia jarang sekali mengeluh.
Pak Wagimin bertugas sebagai Operator Creeper, jenis pekerjaan yang membutuhkah tenaga dan mengandung resiko tinggi. Walaupun usianya tidak muda lagi (kurang lebih 50 tahun), tetapi dia masih bisa membuktikan kalau dia tidak kalah dengan tenaga-tenaga muda. Pekerja-pekerja yang lain sangat menghormatinya. Pak Wagimin selalu bersedia untuk dipindahkan ke stasiun lain tanpa menunjukkan keluhan sama sekali (pekerja lain pasti mengeluh).  
Pak Wagimin sangat akur dengan istrinya. Dia menikah dengan Bu Ponise (yang juga pekerja pabrik) kurang lebih 25 tahun yang lalu. Bu Ponise yang memiliki karakter periang, spontan berbicara dan selalu aktif, merupakan pilihan yang pas untuk Pak Wagimin yang pendiam, penyabar dan suka mengalah. Mereka melewati masa pacaran yang relatif singkat (cuman 3 bulan) sebelum akhirnya menikah. Bu Ponise dulunya dikenal sebagai wanita yang populer diantara pria-pria karena kecantikan dan keluwesannya dalam bergaul. Tidak ada yang menyangka kalau ternyata seorang Pak Wagimin yang pendiam mampu memenangkan hati ibu itu. Dari pernikahan tersebut mereka memiliki 3 orang anak, yakni 2 orang wanita dan 1 orang pria.
Hidup dengan gaji yang pas-pasan membuat mereka harus hati-hati dalam setiap perbelanjaan. Pengeluaran dana yang besar terjadi pada saat sekaligus 2 (dua) anak mereka kuliah. Kondisi tersebut berhasil mereka lewati dengan baik. Anak pertama telah lulus dari Universitas Sumatera Utara tahun 2005 dan anak kedua lulus dari Universitas Negeri Medan di tahun 2008. Pak Wagimin memang beruntung, selain memiliki istri yang baik dia juga memiliki anak-anak yang cerdas. Kedua anaknya lulus di Perguruan Tinggi Negeri, yang tentunya akan lebih sedikit biayanya bila dibandingkan dengan Perguruan Tinggi Swasta (tapi ini masih relatif ya..). Sekarang ini kedua anaknya tadi telah bekerja dan juga sudah menikah.
Bu Ponise yang dikenal aktif bergaul dengan siapa saja tidak membuat Pak Wagimin menjadi was-was dan cemburuan. Pak Wagimin diceritakan selalu memberikan kebebasan bagi istrinya untuk aktif dalam kegiatan-kegiatan sosial (ini sih pengakuan Bu Ponise). Pada saat aku mengunjungi rumahnya, dapat kurasakan kehidupan keluarga yang sehat dan harmonis. Bu Ponise yang memilih pensiun dini (pensiun yang dipercepat) tinggal dirumah untuk mengurus pekerjaan rumah tangga. Pak Wagimin memahami keinginan istrinya dan toh mereka tidak lagi mengejar materi dihari tuanya. Mereka menginginkan hari tua tanpa ketakutan kekurangan harta. Hari tua yang sederhana, saling berbagi, saling mencintai dan bergembira bersama anak cucu mereka.
Saya yakin mereka tidak tahu kalau 14 Pebruari merupakan hari khusus untuk mengekspresikan kasih sayang, tetapi saya yakin 365 hari dalam setiap tahun, mereka gunakan untuk saling mengasihi.
Salute buat Pak Wagimin.
Kuharap aku bisa merasakan keharmonisan yang sama.
:)

1 komentar:

  1. Harrah's Cherokee Casino Resort - Mapyro
    Find 진주 출장안마 Harrah's Cherokee Casino Resort, located 김천 출장안마 in 영주 출장샵 Murphy, NC at 777 Casino Drive, in Cherokee, North Carolina. 제천 출장마사지 Map, 진주 출장샵 Phone Number, Reviews, Map. Rating: 1 · ‎5 votes

    BalasHapus