Senin, 24 Januari 2011

AMPARA, Jln. Jamin Ginting No. 409, Padang Bulan, Medan

Apa sih  itu "AMPARA"?.

Barangkali ada yang menduga bahwa Ampara adalah panggilan untuk orang yang satu marga dengan kita dalam lingkungan suku Batak Toba. Bukan, bukan itu yang saya maksudkan. Yang saya maksudkan adalah sebuah nama untuk kost-kost'an bagi mahasiswa dengan jenis kelamin pria (wanita dilarang kost disini) yang beralamat di Jln. Jamin Ginting No. 409, Padang Bulan, Medan. Kawan-kawan yang pernah tinggal di kost-kost'an sekitar Pasar Satu, Padang Bulan, Medan mungkin sudah mengerti yang saya maksud.

 Ooo, trus kenapa itu yang jadi judul tulisan kali ini?

Dalam tulisan kali ini saya memang sengaja ingin membagi cerita tentang kost-kost'an yang bernama "Ampara" ini. Keinginan menulis tentang kost ini muncul ketika Ampara (panggilan untuk saudara semarga) saya membuat status di Facebook tentang kunjugannya ke kost yang bernama Ampara itu. Namanya Eduard Sianturi (Apa kabar Du?) dan dia baru saja berkunjung ke kost-kostan ini beberapa minggu yang lewat. Status yang dia buat di FaceBook ternyata mengundang banyak comment dari kawan-kawan yang dulu pernah tinggal di kost itu selama mahasiswa dan saya juga termasuk diantaranya. Ya benar, saya dulu pernah kost di tempat itu dan saya tinggal disana selama hampir 3 tahun hingga saya menamatkan S1 saya. Kenanganan-kenangan yang muncul dalam ingatan membangkitkan keinginan saya untuk berbagi cerita lewat blog ini.

Apa sih ceritanya? Jadi penasaran nih...

Ok, saya akan mulai bercerita tentang kost bernama Ampara ini. Ampara sendiri merupakan singkatan dari Asrama Patimura. Dulunya jalan di depan kost ini bernama Jalan Patimura tetapi sekarang sudah berganti nama dengan nama Jalan Jamin Ginting. Kost ini hanya menerima mahasiswa pria untuk bisa tinggal didalamnya. Yang punya kost (A.D. Hutahaean) beralasan mencampur antara pria dan wanita dalam satu asrama berpotensi timbulnya tindakan-tindakan asusila.. Mungkin beliau melihat kehidupan remaja sekarang cenderung bebas dan jauh dari norma-norma yang dianutnya. Saya pikir sih masih wajar melihat kenyataan banyak kost yang kehidupan penghuninya memang jauh dari norma-norma (Sok suci…He…he...he).
Seingat saya, kost ini memiliki 52 kamar (Tolong dikoreksi kalau salah ya) dan setiap kamar bisa dihuni maksimal 2 orang. Jumlah yang tinggal dikamar mempengaruhi harga sewa. Ditempat lain mungkin harga dihitung sewa perkamar, tidak memperhitungkan berapa orang yang tinggal dikamar itu. Tapi di Ampara 2 orang yang tinggal dalam 1 kamar akan membayar lebih mahal daripada bila 1 orang saja yang tinggal dikamar tersebut.
Akan saya bagikan beberapa hal istimewa tentang kost ini, yang antara lain adalah:
  1. Persahabatan diantara penghuni kost luar biasa
Terus terang saya tipe yang suka menutup diri. Sikap yang sering membuat orang salah paham dan malas untuk menjadikan saya sebagai sahabat. Tapi begitu saya tiba dikost ini saya merasakan sambutan hangat yang luar biasa. Saya langsung merasakan semuanya menjadi saudara-saudara dekat. Toleransi diantara sesama penghuni membuat perbedaan-perbedaan bukan jadi potensi masalah. Dikost ini perbedaan-perbedaan dianggap sebagai keunikan dan semua orang menjadi istimewa dengan perbedaannya masing-masing. Teriakan-teriakan dari sekelompok penghuni yang sedang bernyanyi gembira sampai tengah malam tidak menjadi gangguan bagi penghuni kost lain yang hendak tidur. Saya sendiri merasa terhibur kalau tiba-tba ada kawan-kawan yang tengah malam menyanyi diluar kamar. Soalnya, lagu-lagu yang dibawakan dengan suara pas-pasan terdengar lucu, ditambah lagi lirik-lirik lagu yang diubah sesuka hati membuat kita senyum-senyum sendiri didalam kamar. Situasi yang belum pernah lagi saya dapatkan setelah saya keluar dari kost ini.
  1. Disiplin yang sangat ketat
Pemilik kost yang bernama A.D. Hutahaean (Sering dipanggil "Amang". Apa kabar Amang?) membuat peraturan-peraturan yang harus diikuti oleh penghuni kost. Dilarang membawa wanita, dilarang membuang puntung rokok sembarangan, dilarang membuang "korek kuping" sembarangan (Beliau sangat alergi sama yang satu ini), kamar mandi harus dibersihkan secara berkala, adalah beberapa contoh peraturan yang beliau buat. Barangkali setiap minggu kami selalu membaca dipapan pengumuman tentang peraturan baru atau peraturan lama yang ditempelkan lagi agar penghuni selalu ingat dengan aturan-aturan yang beliau buat. Satu ciri khas dalam setiap pengumuman si"amang" adalah signature "ADH" dibagian bawah halaman pengumuman (senyum sendiri kalau ingat signature-nya itu).
Ternyata aturan-aturan yang beliau buat menjadikan kami sedikit lebih teratur (Ini sih yang saya rasakan). Sedikit sekali bisa jumpai penghuni kost yang memiliki kasus/tindakan asusila diluar lingkungan kost. Penghuni-penghuninya dikenal kalem didalam pergaulan kampus ataupun diluar kampus.
Meskipun demikian ada beberapa aturan yang beliau buat seringkali menjadi benturan bagi kami sebagai mahasiswa yang harus maksimal dalam mengejar ilmu. Misalnya saja tentang jam tutup pagar, beliau akan menutup pagar masuk tepat pukul 23.00 WIB. Orang-orang yang punya kegiatan tugas kelompok yang mungkin harus selesai sampai larut malam terpaksa harus menginap diluar kost. Tapi ada juga beberapa orang (termasuk saya) yang mengambil solusi lain yaitu "melonte" atau meloncat tembok (He…he…he. Pasti ada yang mikir bukan-bukan). Dengan meniru aksi Spiderman kita harus memanjat tembok dan kemudian turun lagi dengan ketinggian bangunan 3 lantai. Resiko jatuh tentu ada tapi selama saya tingall dikost, hal itu belum pernah terjadi.
  1. Kegiatan-kegiatan keren yang dibuat oleh penghuni kost.
Tidak seperti kebanyakan lingkungan kost lain, di "Ampara" penghuninya mengorganisasikan diri dan membuat program-program kegiatan setiap tahunnya (nggak tau apakah sekarang masih tetap jalan). Program kegiatan yang tidak bisa saya lupakan adalah "Natalan". Penghuni kost Ampara yang seluruhnya laki-laki akan mengajak Kost putri untuk ikut bagian dalam proyek "Natal" bersama. Kost putri yang selalu mau diajak ikut adalah kost putri Astrifo (Koreksi saya kalau salah tulis ya), yang lokasinya hanya sekitar 30 m dari lokasi kost kami. Kami selalu mengundang lebih dari 1 kost putri untuk ikut ambil bagian dalam acara natalan yang kami buat, tetapi selalu kost putri Astrifo yang secara serius merespon ajakan kami (yang lain tereliminasi). Mungkin antara kost putra Ampara dan kost putri Astrifo Chemistry-nya dapet (kata Choky Sitohang) sehingga setiap proyek natalan kami lakukan secara bersama.
Beberapa efek lanjutan dari proyek natalan ini adalah munculnya pasangan-pasangan antara penghuni kost Ampara (cowok) dengan penghuni kost Astrifo (cewek). Meskipun pada akhirnya pasangan-pasangan ini bubar (tidak berkelanjutan…he..he..he), tapi kejadian itu memberikan kenangan tak terlupakan buat mereka. Jadi kangen sama kost Astrifo (He...he...he)

Hmm, keren juga ya bos?

Ya Iyalah, anak-anak kost Ampara memang keren-keren. Pingin rasanya kita bisa reunian dan berbagi kenangan-kenangan lama (kalau bisa sih). Bagaimana Edu, Lambok, Robby, Bang Pavli, Bang Jupri, dan kawan-kawan yang lain?
Informasi terakhir tentang kost ini juga nggak pernah kudapat lagi.
Seperti apa ya keadaannya sekarang?
:)

2 komentar:

  1. hahaha...baru tau ada jug ayang mau buat dalam blog..salam kenal bang..kalo boleh tau masuk tahun berapa bang??...saya alumni sana juga..masuk tahun 2007...klo bisa gabung aja bang..di grup facebook kita..biar alumni dan penghuni sekarang bisa saling kenal....

    saya baru dapat info minggu ini mereka baru mengadakan kkr yang di ikuti oleh amang juga...hahahaa...

    sukses buat kita semua

    BalasHapus